Jumat, 20 Januari 2012

Nilai guna dan fungsi ARSIP


NILAI GUNA ARSIP ( PRIMER DAN SEKUNDER )
Nilai guna arsip/rekod adalah nilai guna rekod yang didasarkan pada kegunaan bagi kepentingan pengguna rekod/arsip.
 
A. Nilai guna Primer (Primary values)
Arsip yang penilaiannya didasarkan pada kegunaan  dan kepentingan instansi pencipta arsip. Dasar penilaian tidak saja kegunaan dan kepentingan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan organisasi yang sedang berlangsung dan kepentingan masa yang akan datang.
  • Nilai guna administrasi
      Nilai guna  yang didasarkan pada kegunaan bagi pelaksanaan tugas fungsi lembaga pencipta arsip.
      Contoh; undangan,  dst
  • Nilai guna keuangan/fiskal
      Nilai arsip yang berisikan segala hal yang menyangkut transaksi dan pertanggungjawaban keuangan.
    Contoh; berkas pembayaran biaya pendidikan, berkas gaji, laporan pertanggungjawaban keuangan, pajak,berkas belanja barang dst.
  • Nilai guna hukum
      Arsip yang berisikan bukti-bukti yang mempunyai kekuatan hukum atas hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah.
      Contoh; Undang-undang, peraturan, suratkeputusan,
       instruksi,edaran,perjanjian,laporan,berkas kepesertaan, dst
  • Nilai guna ilmiah dan teknologi
      Arsip yang mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai akibat  atau hasil penelitian murni atau penelitian terapan.
      Contoh; laporan hasil penelitian
 
B. Nilai guna Sekunder (Secondary Values)
   
Arsip yang penilaiannya didasarkan pada kepentingan organisasi lain atau kepentingan umum sebagai bahan bukti pertanggungjawaban nasional.
  • Nilai guna kebuktian
      Arsip yang mengandung fakta dan keterangan yang dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana suatu organisasi diciptakan, dikembangkan, diatur, fungsi dan kegiatan organisasi tersebut, serta hasil/akibat dari kegiatan yang dilakukan.
      Contoh: Program kerja, rencana kerja, keputusan,  prosedur dan tata kerja, sertifikat  perusahaan dst.
 
  • Nilai guna informasional
      Arsip ditentukan oleh isi atau informasi yang terkandung dalam arsip itu untuk kepentingan penelitian dan kesejarahan, tanpa dikaitkan dengan organisasi penciptannya. Arsip bernilai sekunder ini dapat diserahkan kepada Arsip Nasional.
      Contoh: sertifikat organisasi, prosedur kerja, daftar kepesertaan dst
 
Faktor lain sebagai pertimbangan untuk menilai arsip
  • Duplikasi
  • Accesibility
  • Reliability dan completenes
  • Cost of retention
  • Scarcity
  • Age
  • Privasi
 Keuntungan penilaian
  1. Arsip yang bernilai dapat diidentifikasi dan dilindungi sejak tercipta sampai di accesion oleh organisasi.
  2. Dapat mengatur kondisi penyimpanan sejak awal, sehingga dapat mengurangi biaya perservasi.
Prosedur Penilaian
  • Membuat klas disposal
  • Penilaian terhadap arsip yang disimpan permanen
  • Melengkapi dokumentasi appraisal
  • Diterapkan pada daerah lain
  • Laporan untuk review
 Alat penilaian arsip
  • Survey arsip adalah kegiatan untuk engumpulan data melalui survai untuk mengetahui lokasi penyimpanan, asal dokumen-rekod, kondisi, jenis, kuantitas, kurun waktu,jalan masuk dan sistem penataannya.
  • Inventory rekod/arsip
   Suatu daftar yang mencatat dan memuat informasi tentang jenis arsip sesuai dengan kelompok fungsi dan kegiatan .


FUNGSI ARSIP

Yang dimaksud dengan arsip adalah warkat, gambar atau dalam bentuk yang lain yang disimpan sebagai bahan informasi pada saat diperlukan. Jadi warkat yang disimpan itu suatu ketika dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan digunakan sebagai sunber informasi untuk  keperluan kegiatan yang sedang dilaksanakan (Mulyono, dkk, 1985 : 7).
Menurut Undang Undang No 7 Tahun 1971 juga disebutkan bahwa arsip dibedakan menurut fungsinya menjadi dua golongan, yaitu :   11
1.  Arsip Dinamis
Adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi.
Arsip dinamis aktif dibedakan menjadi dua yaitu :
a.  Arsip dinamis aktif
Adalah  arsip  dinamis  yang  masih  sering  dipergunakan  bagi kelangsungan pekerjaan dilingkungan satuan kerja (unit pengolah) pada suatu organisasi.
b.  Arsip dinamis inaktif
Adalah  arsip  dinamis  yang  frekuensi  kegunaannya  oleh  unit pengolah sudah jarang dan hanya dipergunakan sebagai referensi bagi satu organisasi.
2.  Arsip Statis
Adalah  arsip  yang  tidak  dipergunakan  secara  langsung  untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun pada penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.

Sedangkan menurut Drs. Anhar dalam buku Kearsipan (SMK) Kelompok Bisnis dan Manajemen (Setiawan dan Madiana, 1999:38) mengatakan bahwa fungsi arsip dari segi kegiatan yang dilakukan dalam bidang kearsipan, yaitu :
1.  Sebagai alat penyimpan warkat.
2.  Sebagai alat bantu perpustakaan.
Penyimpanan warkat-warkat terhadap keputusan yang telah diambil, kadang-kadang merupakan bantuan yang berguna bagi pejabat dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan.Kearsipan berarti menyimpan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting mengenai kemajuan perusahaan.
Mengingat fungsi arsip tersebut diatas sangatlah membantu bagi suatu perusahaan karena dapat digunakan untuk membedakan arsip, apakah arsip itu termasuk arsip aktif atau arsip inaktif. Ini dilakukan karena tempat penyimpanan arsip berbeda. Tempat penyimpanan arsip aktif berbeda dengan arsip inaktif. Penyimpanan arsip secara teratur dan tepat dapat membantu menemukan arsip itu kembali dengan mudah dan cepat apabila arsip tersebut dibutuhkan.

Pengorganisasian di perpustakaan


A. Pengolahan Koleksi Perpustakaan

Pengelolaan buku perpustakaan berarti suatu proses kegiatan kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan pelayanan pengguna perpustakaan.kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku,pengklasifikasian, pembuatan catalog, penyelesaian dan penyusunan dirak buku
Yang dimaksud dengan pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan yang meliputi inventarisasi,katalogisasi, klasifikasi, penyelesaian dan penyusunan di rak buku

1.      Inventarisasai buku

            Bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh dengan cara pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar atau pinjam meminjam, harus dicatat ke dalam buku induk atau buku inventarisasi perpustakaan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam menyusun laporan mengenai perkembangan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Adapun kegiatan inventarisasi ini mencakup memasukkan ke buku induk, dan memberikan stempel kepemilikan (hak milik).
Adapun cara menginventarisasi buku adalah :

a. Pemberian stempel buku.

Semua buku yang sudah masuk diperpustakaan perlu dibubuhi stempel. Tempat – tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu : dibalik halaman judul,bagian tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir dan pada halaman yang dianggap rahasia. Stempel itu ada bermacam - macam ada stempel Inventaris, stempel identitas perpustakaan.
Stempel Inventaris dibubuhkan dibalik halaman judul yang memuat nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris. Sedangkan stempel identitas perpustakaan berisi nama perpustakaan yang bersangkutan.

b. Pemberian Nomor Buku

Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan yang akan disusun dirak buku harus diberikan nomor.pemberian nomor tidak hanya nomor induk saja,tetapi juga pemberian nomor berdasakan klasifikasi (Call Number). Nomor induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampai nomor terakhir ditempatkan pada halaman judul. Nomor induk terakhir menunjukan nomor buku.

2.   Katalogisasi dan Klasifikasi

Fungsi utama setiap perpustakaan atau pusat informasi adalah mengadakan, mengolah, menyediakan dan menyebarkan informasi kepada para pemakai. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka perpustakaan harus mengolah dan mengatur koleksinya sedemikian rupa sehingga informasi yang terdapat dalam koleksinya dapat disimpan dan ditemukan kembali secara mudah, cepat dan tepat jika diperlukan. Dengan kata lain, di dalam perpustakaan diperlukan suatu sistem temu kembali informasi (information retrieval system) yang baik
Masukan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan, yaitu semua bahan pustaka atau rekaman informasi diorganisasir, diolah, dikatalog, diklasifikasi (analisis) yang menghasilkan susunan bahan pustaka di rak (susunan koleksi) dan wakil ringkas bahan pustaka yang berupa katalog, bibliografi, indeks, dll. Sedangkan keluaran adalah kegiatan temu kembali informasi oleh pemakai perpustakaan. Dalam temu kembali informasi di perpustakaan, pemakai dapat menempuh dua cara, yaitu langsung menuju ke susunan koleksi di rak atau melalui sistem katalog baru menuju ke rak. Cara pertama biasanya dilakukan apabila pemakai telah mengetahui betul lokasi buku yang ia cari. Sedangkan cara kedua biasanya dilakukan apabila pemakai belum mengetahui letak informasi yang ia perlukan, atau ia telah mengetahuinya namun ingin melengkapi dengan sumber-sumber informasi lain.
Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan:

1. Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD.

2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.
Unsur – unsur yang perlu dicantumkan pada penulisan katalog :
a. Tanda buku ( nomor buku, tiga huruf nama pengarang, satu huruf judul buku ).
b. Nama pengarang (Cara penulisan sesaui dengan peraturan nama keluarga yang di depan).
c. Judul buku (sesuai dengan apa yang tertera dihalaman judul).
d. Edisi (Diisi khusus buku – buku yang mengalami penyuntingan kembali untuk penulisan ditulis Ed.ke-2 dan seterusnya).
e. Penerbitan (Dicantumkan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Contoh : Jakarta : Balai pustaka, 1998).
f. Deskripsi fisik yang meliputi jumlah halaman, gambar, jilid, ukuran buku.
Sebelum suatu bahan pustaka yang relevan dapat ditemukan kembali harus diadakan penelusuran (search) terlebih dahulu di dalam "gudang" informasi yang disebut perpustakaan. Oleh karena itu satu bahan pustaka dapat dikelompokkan menurut setiap ciri yang ada pada bahan pustaka itu. Perpustakaan pada hakekatnya mengumpulkan bahan pustaka karena informasinya (subyeknya). Pengelompokan berdasarkan ciri subyek ini di perpustakaan disebut klasifikasi fundamental. Sedang pengelompokan menurut ciri lainnya disebut klasifikasi artifisial. Misalnya pengelompokan menurut pengarang, atau menurut ukuran fisik.
Klasifikasi yang diterapkan di pusat informasi dan perpustakaan didefinisikan sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi. Dengan demikian, klasifikasi berfungsi ganda, yaitu sebagai sarana penyusunan bahan pustaka di rak, sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis.
System klasifikasi persepuluhan Dewey yang dipakai pada perpustakaan umum dewasa ini mengelompokkan seluruh cabang pengetahuan menjadi sepuluh kelas atau golongan masing – masing menggunakan 3 angka dasar.



3. Kelengkapan Fisik Buku

            Bahan pustaka yang telah melalui proses invertarisasi, katalogisasi dan klasifikasi, langkah selanjutnya perlu dibuatkan perlengkapan fisik buku, hal ini dimaksudkan agar bahan pustaka yang disajikan dapat ditata di rak sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan dengan mudah dan baik. Adapun jenis perlengkapan fisik buku antara lain :

a. Memberi kantong buku
Kantong buku dibuat dari kertas yang agak tebal dengan ukuran 7 dan 9 Cm pada kantong dicantumkan nama pengaran, judul buku, nomor klasifikasi. Kantong tersebut diletakan pada kulit buku bagian belakang
b. Kartu buku
Kartu buku dibuat dari kertas manila berukuran 6 X 10 Cm dalam kartu buku dicantumkan keterangan tentang nama pengarang, judul, nomo, nama peminjam, tanggal kembali.m kartu buku dimasukan pada kantong buku
c. Lembaran tanggal pengembalian
Lembaran ini dibuat dari kertas biasa. Ditempatkan pada halaman belakang buku dan diusahakan agar tidak mengganggu teks atau ilustrasi buku.
d. Tanda buku
Tanda buku ditulis pada secarik kertas dengan ukuran 2 X 4 Cm. kertas tersebut ditempelkan pada bagian bawah punggung buku yaitu 3 Cm. Di tepi bawah buku. adapun yang dicantumkan adalah call number. Buku – buku yang telah diolah secara lengkap kemudian disusun dirak buku berdasarkan pengelompokannya sehingga pada saat pengguna perpustakaan membutuhkan sebuah buku maka akan lebih mudah untuk mencarinya

4. Penyusunan Buku di rak

            Koleksi buku di perpustakaan perlu disusun menurut sistem tertentuagar mudah dicari jika diperlukan. Penyimpanan buku di dalam rak dalam pedoman ini mengunakan sistem penempatan relative dengan media penjajaran nomor panggil.

a) Penempatan relatif
            Pengelompokan buku-buku secara relatif memiliki keuntungan antara lain buku yang subjeknya sama akan terletak berdekatan,artinya buku-buku tentang pertanian terkumpul dengan sesama pertanian,buku tentang peternakan terkumpul bersama peternakan dan seterusnya.Cara ini dapat memudahkan pengguna untuk mencarinya,penempatan relative mengandung pengertian bahwa diantara dua buku yang berdekatan dapat disisipi dengan buku-buku lain sesuai dengan urutan nomor panggil sehingga letak buku dapat berubah tetapi tetap sistematis.

b) Media penjajaran nomor panggil
Nomor panggil terdiri dari:
ü Nomor klasifikasi yang menunjukkan subjek buku.
ü Tiga huruf pertama dari tajuk entri nama.
ü Satu huruf pertama dari judul.
Buku-buku dalam rak perpustakaan disusun menurut nomor panggil tersebut,buku yang nomor klasifikasinya sama berisi informasi tentang bidang ilmu yang sama juga.Dengan demikian buku-buku yang nomor klasifikasinya sama biasanya disimpan berdekatan.



5. Pelayanan Pemakai

            Pelayanan pemakai merupakan kegiatan memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
1.  Pelayanan bersifat Universal, layanan tidak hanya diberikan kepada individu-individu tertentu, tetapi diberikan kepada pengguna secara umum.
2.  Pelayanan berorientasi pada pengguna, dalam arti untuk kepentingan para pengguna, bukan kepentingan pengelola.
3.  Menggunakan disiplin, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam memanfaatkan perpustakaan.
4.  System yang dikembangkan mudah, cepat, dan tepat.
Sedangkan jenis Pelayanan Pemakai meliputi berbagai kegiatan, yang antara lain:
a. Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhubungan lansung dengan pengguna perpustakaan. Aktivitas bagian sirkulasi menyangkut masalah citra perpustakaan , baik tidaknya perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai. Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok ukur keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan dengan pemakai
b. Pelayanan Referensi
Pelayanan Referensi merupakan kegiatan layanan pemakai dengan cara memberikan informasi secara langsung maupun tidak langsung kepada pengguna, dengan mengacu atau menunjuk kepada suatu koleksi atau sumber infomasi yang ada dan dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna perpustakaan
c.  Pelayanan Pendidikan Pemakai
Pelayanan Pendidikan Pemakai merupakan kegiatan layanan pemakai dengan cara memberikan bimbingan kepada pemakai tentang bagaimana cara memanfaatkan fasilitas perpustakaan dengan baik dan benar. Hal lain yang diharapkan dari pengelola perpustakaan adalah optimalisasi pemanfaatan fasilitas dan layanan perpustakaan.
d.  Pelayanan Penelusuran Informasi dan Penyebarluasan Informasi
Pelayanan Penelusuran Informasi atau Penyebarluasan Informasi merupakan kegiatan Pelayanan Pemakai dengan cara memberitahukan kepada khalayak perihal fasilitas atau berbagai macam informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Dimaksudkan agar informasi atau fasilitas yang ada si perpustakaan dapat diketahui oleh pengguna dan dimanfaatkan secara oftimal.


B. Aplikasi Athenaum untuk Pengelolaan Koleksi Perpustakaan

            Dengan semakin berkembangnya koleksi perpustakaan yang ada, tentunya diperlukan suatu pengelolaan yang profesional. Saat ini tenaga profesional pengelola perpustakaan cukup banyak yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan baik, melalui studi di bangku kuliah atau pun melalui kursus menjadi pustakawan. Di samping sumber daya manusia yang mengelola tentunya di perlukan juga perangkat lunak yang dapat membantu dan meringankan tugas pustakawan di dalam mengelolakoleksi dan melayani pengguna perpustkaan.

Aplikasi Athenaum
            Saat ini cukup banyak perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pustakawan untuk mengelola koleksi perpustakaan, salah satunya adalah aplikasi Athenaum. Aplikasi ini di kembangkan oleh sebuah perusahaan yang bernama Sumware Consulting. Athenaum dirancang dalam dua versi, yaitu Athenaum Pro atau versi kormesil dan Athenaum Light atau versi gratis (freeware). Untuk versi freeware atau Athenaum Light cukup banyak digunakan di sekolah-sekolah atau perpustakaan lembaga serta pribadi.

            Fasilitas Athenaum Light meski bersifat freeware atau gratis akan tetapi sudah cukup untuk di gunakan oleh perpustakaan didalam mengelola koleksi perpustakaan serta melayani pemimjaman oleh anggota. Aplikasi Athenaum ini di kembangkan kembali oleh Kalangan Pustakawan yang tergabung dalam Komunitas Athenaum Light Indonesia (KALI) dengan versi terakhirnya yaitu Athenaum 8.5 yang bisa di download di blog komunitas KALI di http://kali-indonesia.blogspot.com/ . Selain bisa mengunduh di blog ini pun para pengguna bisa saling berdiskusi dengan para ahli pengembangan aplikasi Athenaum 8.5 yang tergabung di dalam KALI.
Fitur Athenaum 8.5
Fitur Athenaum 8.5 yang dikembangkan oleh para developer KALI, yaitu :
·      Pangkalan data buku / dokumen lain,
·      Menu peminjaman,
·      Menu pengembalian,
·      Menu laporan,
·      Pembuatan label buku,
·      Barcode,
·      Statistik
·      Stock opname.
Selain fitur tersebut, satu hal lain yang menjadi daya tarik tersendiri buat Athenaeum yang di kembangkan KALI yaitu aplikasinya dikemas secara freescript, artinya kode atau formula di dalamnya tidak ditutup oleh pembuatnya, sehingga memungkin untuk di kembagkan lagi oleh developer lainnya sesuai kebutuhan. Athenaum sendiri dibangun dan kembangkan menggunakan aplikasi FILEMAKER.
Menggunakan Athenaum 8.5
·      Downlod aplikasi tersebut pada http://www.4shared.com/file/35435567/a857920b/Athe85.html .
·      Ekstrak aplikasi tersebut pada folder yang kita inginkan.
·      Jalankan aplikasi dengan mendouble klik file Athe8.5v1.exe
·      Masukan password user untuk OPAC atau merdeka untuk administrator [kolom user di kosongkan].
Untuk OPAC akan tampil halaman utamanya seperti berikut (versi GUI contoh) :


Gambar Tampilan Untuk OPAC User


Tampilan halaman penelusuran pada OPAC


Gambar Hasil Penelusuran OPAC


Gambar Tampilan Daftar Katalog Koleksi


Gambar Detil Katalog Hasil Penelusuran

Menu Administrator
            Untuk masuk sebagai administrator saat pertama kita menjalankan aplikasi Athenaum, kita harus memasukan password : merdeka tanpa mengisi account , maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

Gambar Tampilan Muka saat login Administrator.

Pada tampilan ini kita akan menemukan beberapa menu, untuk menu header yaitu :
·      Peminjaman
·      Pengembalian
·      Anggota
·      Sirkulasi
·      Administrasi
Untuk menu samping:
·      Informasi
·      Pencarian
·      Katalog
·      DDC abridged
·      Web Life
·      Artikel
·      Laporan
·      Keluar
Tampilan daftar katalog

Gambar daftar katalog


Tampilan detil katalog


Menambah data atau record dengan mengklik menu record dan new record dengan
Kemudian kita pilih item lalu pilih isi data.
Begitu juga mengedit, dari daftar katalog dibuka record yang kita cari lalu pilih isi data,
Begitu juga dengan proses sirkulasi, kita bisa menggunakan keyboard atau barcode reader sebagai alat inputnya, yang tentunya akan memudahkan petugas dalam melayani.
Kesimpulan
            Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mengolah perpustakaan, kita harus mampu melewati tahap demi tahap agar mendapatkan hasil maksimal. Mengolah perpustakaan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu dibutuhkan keuletan dan kerajinan serta kerja keras untuk mengolahnya
            Dengan adanya aplikasi perangkat lunak Athenaum 5v8.1 serta kelengkapan fasilitas yang dimiliki aplikasi ini, sudah dapat digunakan untuk mengelola koleksi dan layanan peminjaman perpustakaan dengan baik. Namun meski program ini cukup lengkap , seperti hal pada umumnya untuk aplikasi versi freeware tentu cukup banyak kekurangan di banding versi komersial, sehingga di sarankan jika akan menggunakan aplikasi versi gratis ini, sebaiknya di gunakan untuk perpustakaan yang tidak begitu besar dan aktif, karena jika ada masalah yang penting dan butuh penyelesaian cepat akan cukup sulit bagi pustakawan memberikan solusi yang tepat dan cepat. Aplikasi ini cocok digunakan di perpustakaan kecil seperti perpustakaan pribadi, sekolah atau organisasi kecil.


Daftar sumber :

Daftar referensi :
·Athenaeum 6.0 untuk komputer Jadoel . http://kali-indonesia.blogspot.com di akses 10 mei 2010
· Apresiasi untuk: AT8.5 (Modifikasi ) . http://kali-indonesia.blogspot.com di akses 8 mei 2010



Dengan referensi dari :

Anonym. 2009. Teknik Pengelolaan Koleksi Perpustakaan. www. google.com/ Teknik Pengelolaan Koleksi Perpustakaan/12/d diakses pada tanggal 20 maret 2009.
DEPDIKBUD.1996.Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan SLTP.Jakarta: Depdikbud.
Razak, M., R. Anggraini, dan Supriyanto. 1992. Pelestarian Koleksi Perpustakaan dan Arsip. Jakarta : Program Pelestarian Perpustakaan dan Arsip. 47 hlm.
SIREGAR, A. Ridwan. Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa. Medan : USU Press, 2004.
Somadikarta, Lily K., Dasar-dasar Analisis Subyek untuk Pengindeksan Subyek Dokumen, Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fak. Sastra, Univ. Indonesia, 1991.